Rabu, 24 Oktober 2012

pembulatan

Secara das sollen siswa tingkat SMA seharusnya sudah bisa berpikir abstrak. Hal ini dikarenakan ditingkat SMA sudah cukup banyak hal yang dipelajari bersifat konsep.Mereka juga harus sudah bisa memahami dan mengaplikasikan makna kata secara leksikal maupun secara gramatikal. Ketika mereka mendengar kalimat " Kursi presiden kosong sejak presiden wafat". Mereka seharusnya bisa memahami bahwa makna kata "kursi" pada kalimat tersebut tentu bukan kursi sebagai tempat duduk tetapi bermakna jabatan.
Dalam berbahasa, cukup banyak kata yang bermakna sinonim atau berpolisemi. Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap makna kata secara gramatikal menjadi sangat penting. Mereka harus melihat dan memahami konteks suatu pembicaraan.
Ada sebuah peristiwa di sebuah kelas. Pada suatu mata pelajaran terdapat hitung-hitungan sederhana walaupun mata pelajaran tersebut bukan rumpun mata pelajaran eksakta. Di akhir pelajaran ada sesi pembulatan angka desimal. Guru menginstruksikan bahwa angka di bawah lima di belakang koma dibulatkan ke bawah. Angka sama dengan atau di atas lima di belakang koma dibulatkan ke atas. Seorang siswa diminta membulatkan angka 72,4 menjadi hanya dua digit. Apa yang terjadi? Si anak tetap menulis 72,4 dan dia membuat lingkaran yang relatif bulat di sekeliling angka tersebut. oh iya, siswa yang bersangktan berada di kelas XI IPS. Salah siapa?

Jumat, 22 Juni 2012

sahabat
jalan yang telah lalu
pahit, manis, hitam, putih, abu-abu kehidupan....
kini semua hanya ada dalam memori kita
Kuingat kau dalam sunyi
kuingat segala detail yang yang telah kau ukir
dalam rentang waktu yang lampau
Kini,.....
Damailah kau di alam baru
Alam yang akan semua makhluk alami
Kuingat segala pekertimu...
Semoga akan menjadi pendampingmu
Pendamping yang menenangkan....

Rabu, 07 April 2010

Subhanallah...

Alhamdulillah....
Semuanya diberi kemudahan olehMu. Terima kasih ya Yang Maha Pengatur. Kau tumbuhkan satu harapan baru untuk kehidupan baru. Semoga dia menjadi manusia bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, agama, dan bangsanya. Semoga kesehatan selalu menyertaimu.

Kamis, 04 Februari 2010

Kita hidup bermasyarakat dengan berbagai macam karakter orang disekitar kita.  Ada penilaian yang dilontarkan orang-orang tadi baik yang memuji atau sebaliknya terhadap kita. Penilaian orang memang bisa subjektif. Namun juga bisa menjadi objektif jika ada parameter yang objektif yang digunakan untuk menilai kita. Kurang baik jika penilaian itu berasal dari diri kita sendiri karena pada dasarnya ego kita selalu ingin menyatakan hal yang baik-baik dari diri kita. Berat rasanya jika kita harus mengakui kekurangan kita di depan orang banyak. Jadi, dalam hidup biarkan orang lain yang menilai kita. Demikian juga pemimpin negara kita. Alangkah bijaksana jika membiarkan penilaian berasal dari masyarakat, bukan berdasarkan penilaian pribadi terhadap kinerja sendiri.

Selasa, 02 Februari 2010

Pembaca yang budiman....
Saya sering menonton acara reality show " Minta Tolong" di salah satu stasiun televisi swasta kita. Saya perhatikan, para penolong yang mendapat hadiah, mereka kebanyakan melakukan syujud syukur dan pulang ke tempat tinggal segera setelah menerima hadiah. kadang jualan mereka tinggalkan begitu saja. Pola yang demikian menimbulkan pertanyaan di hati saya, apakah makna dari pola perilaku demikian? Ada yang bisa jelaskan gak untuk saya? Tks.
Ironis.... Mungkin kata itu yang tepat melihat kondisi rakyat Indonesia dibandingkan kehidupan para pejabatnya. Para pejabat yang karena jabatannya mereka berhak mendapat berbagai fasilitas. Mulai gratis menggunakan fasilitas telepon, listrik, mobil dinas serta berbagai tunjangan lain. Jika menggunakan standar hidup sederhana masyarakat kebanyakan, semua itu tentu lebih dari cukup. Belum hal-hal lain yang kalau ditulis satu per satu mungkin harus membuat dua posting di halaman ini. Jika ada kenaikan gaji bagi mereka, tentu hal itu akan melukai hati rakyat yang masih berjuang keras untuk meneruskan kehidupannya. Di sisi lain, masih banyak warga masyarakat yang untuk makan saja mereka masih berpikir " makan apa?" bukan " makan di mana?" Masih banyak warga ketika mereka mendapat rezeki tak terduga yang jumlahnya ratusan ribu atau beberapa juta, mereka bersujud seketika disertai derasnya air mata bahagia. Jika gap terlalu jauh antara kehidupan pejabat dengan dengan rakyat kebanyakan, saya khawatir timbul cemburu sosial yang tinggi yang pada akhirnya bisa menjadi ledakan emosi yang tak terkontrol. Moga-moga bangsa ini selalu mendapat bimbingan dan ampunanNya. Amin

Selasa, 12 Januari 2010

Tiga hal bagi sebagian besar kaum pria dalam hidupnya selalu membuat deg-degan. Setidaknya yang saya rasakan. Pertama adalah saat sebelum khitan. Berbagai perasaan berkecamuk. Bayangkan, ada bagian dari tubuh kita yang akan dipotong. Lokasinya di bagian yang sangat vital. Bagaimana kalau petugasnya gagal melaksanakan tugas? Bagaimana kalau tiba-tiba ada bencana saat sedang prosesi? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang tak kalah mengkhawatirkan. Ternyata setelah melewati prosesi khitan itu, kok tidak seperti yang terbayang selama ini. Semuanya baik- baik dan lancar-lancar saja.
Hal berikutnya adalah saat mengucapkan janji pernikahan dan prosesi pernikahan secara keseluruhan. Persiapan yang dilakukan jauh-jauh hari dengan segala daya, seandainya gagal atau ada yang menggagalkan. Wah, gak tahu harus berbuat apa. Selain itu, saat mengucapkan janji pernikahan tak kalah mengkhawatirkan. Melihat beberapa peristiwa calon pengantin pria harus mengulang beberapa kali sampai dianggap sah. Atau yang lebih mengerikan dari itu.
Berikutnya adalah kematian. Kita semua memang hanya mendengar dari doktrin agama tentang kematian. Bahwa setelah ruh meninggalkan jasad lalu dikubur maka di alam kubur akan ada interogasi dari sang malaikat, dan seterusnya.  Jika amal kebaikan lebih banyak dari amal keburukan maka kita termasuk orang yang beruntung. Kita memang tidak tahu kapan kematian akan menjemput kita. Namun itu pasti terjadi. Maka yang dapat kita lakukan adalah memperbanyak amal kebaikan.

Senin, 14 Desember 2009

DOA

daun
dari tiada
muncul
muda
hijau
kemudian
coklat
dan gugur
namun setelah gugurmu
kau suburkan tanah
jadikanlah kami, ya Rob
siklus yang bermanfaat
seperti siklus yang Kau lukiskan
dalam firman-Mu
yang kami lihat.